daftar isi

Rabu, 17 September 2014

KOTA PASURUAN

Budaya kota pasuruan:
Seni Hadrah Al Banjari
Seni Hadrah Al Banjari merupakan suatu seni yang bernafaskan Islam. Disebut Al Banjari kaena alat terbang serta aturan memukul terbangnya berasal dari Banjarmasin. Meskipun berasal dari luar daerah, kesenian ini sudah memasyarakat di Kota Pasuruan.
Keistimewaan Hadrah Al Banjari terletak pada suaranya yang bertalu-talu ditambah suara bas, jika dicermati mirip musik samba dari Brasil. Hadrah Al Banjari ini sering dimainkan untuk memeriahkan acara sunatan, pernikahan dan pada peringatan hari-hari besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sumber: http://zulfaayub.wordpress.com/2013/09/19/budaya-kota-pasuruan/

Makanan khas kota pasuruan:
Rawon nguling
Warung “Lumajan” begitulah nama rumah makan yang dirintis oleh Mbah Karyoredjo yang merupakan cikal bakal berdirinya RM Rawon Nguling. Rumah makan ini terletak persis di sebelah timur jembatan perbatasan Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo, dan berdiri sekitar tahun 1940 an yang lalu.

Saat itu warung Lumajan hanya menjual ketan bubuk dan nasi rawon yang hanya melayani petani dan kusir delman sekitar desa Tambakrejo. Namun setelah melewati perjalanan panjang, warung yang awalnya sederhana itu menjadi sebuah rumah makan yang sering?melayani para pesohor negeri ini.

Nama “Rawon Nguling” pun sengaja dipakai sebagai identitas dan telah mendapatkan hak paten sejak tahun 2000. Nama ini menguatkan identitas rumah makan dan punya keunikan serta ciri khasnya yakni Rumah Makan tersebut berasal dari Daerah Nguling.

Berawal dari Kendil
Saat pertama kali berdiri, proses untuk memasak rawon dilakukan dalam wadah yang terbuat dari kendil  (wadah besar dari tanah liat ). Menginjak tahun 1962 warung yang tadinya terbuat dari bambu perlahan mulai dirombak begitu juga dengan cara pengolahan memasak rawon.
Di awal tahun 90 an lalu RM Rawon Nguling mulai menuai hasil dari perjuangan panjangnya. Sampai dengan saat ini Rawon Nguling sudah berkembang di beberapa kota besar Indonesia dan semuanya masih tetap mempertahankan cara pengelolaan secara tradisional dan tetap berciri khas tradisional. Bahkan sang perintis pun memberikan kiat khusus untuk menjaga rasa di mata para pelanggan diantaranya agar mendapatkan bumbu, daging empal dan bahan baku lainnya dari tempat asalnya sehingga semua cabang Rawon Nguling menggunakan satu resep dan racikan dengan standar yang sama.

S
umber: http://ibayshare.blogspot.com/2013/04/makanan-khas-pasuruan.html

Ciri khas kota pasuruan
Sebagai sebuah kota yang dikenal dengan sebutan Kota Santri, seni budaya di Kota Pasuruan banyak diwanai oleh cirri khas budaya Islami. Daerah yang terbentang di hamparan pesisir ini memiliki keanekaragaman kesenian daerah yang atraktif dan komunikatif dengan tata cara kehidupan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan dan nelayan. Selain kegiatan seni modern, beberapa seni tradisional tetap dipertahankan hingga saat ini.
Sumber: http://mirnawatiasriyatul.wordpress.com/2014/08/14/ciri-khas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar